“Surat Perantau Untuk Adik Perempuannya” Fajar Al Khautsar Adnan

Surat Perantau Untuk Adik Perempuannya

Oleh Fajar Al Khautsar Adnan

 

Dek, bagaimana kabar ibu?

Setiap kutanya ibu, jawabnya selalu baik-baik saja

Masihkah ibu suka bekerja seharian, lalu mengurut betisnya di malam hari ?

Tolong jaga surga kita ya

 

Tidak terasa ya, kamu sudah besar sekarang

Masih kah kau ingat, dulu kamu sering minta ikut tiap abang menyalakan motor

Kamu selalu duduk didepan, sambil menyimak speedometer dan memainkan klakson

Sekarang, kamu sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang hampir setinggi abangmu

 

Dek, maaf ya, abang hampir tak pernah ada waktu buatmu

Tidak ada sosok yang membimbingmu ketika jalanmu sedang buntu

Tidak ada sosok yang memarahimu ketika jalanmu menyimpang

Terlalu sibuk mengejar cita-cita, membuatku melupakan tugasku sebagai abang

 

Dek, tolong jaga shalatmu ya

Ayah dan abang sudah cukup repot dengan dosa kami sendiri

Tolong jangan kamu tambahkan dengan dosamu lagi

Sekalian doakan kami, terutama abangmu yang imannya masih naik turun ini

 

Disini, abang banyak bertemu gadis remaja seusiamu

Sebagian sudah mengenal pacaran dan menjadi budak cinta

Semoga kamu tidak tumbuh seliar mereka

Kalaupun iya, berhentilah, janganlah kamu membuat ayah disiksa 70 ribu tahun di neraka

 

Terakhir, berbaktilah kepada kedua orang tua

Mereka sudah tua, mungkin sudah banyak lupa, mungkin sudah banyak salah

Semua ilmu yang kau miliki, jangan digunakan untuk berdebat dengan mereka

Setiap tingkahmu harus menciptakan lengkung dibibirnya, bukan sungai dimatanya

 

Maaf ya, abang terlalu banyak permintaan

Tapi kurasa permintaan itu bukanlah hal yang berat buatmu

Setauku, kamu adalah perempuan tegar yang tak perlu bahu buaya untuk bersandar

Kalau ada masalah, kau masih punya abang tempat bercerita