Dia Yuris Maelani

DIA
Kulangkahkan kaki dengan pasti
Kupandang langit dengan semangat yang bergerola
Senyum terpantri diwajahku membayangkannya
Kubuat yakin dan kubumbui mantra diri ini
‘Harus optimis!’ teriakku tertahan dalam hati
Lagi, Senyumku kian melebar memikirkannya
Diantara ribuan lalu-lalang manusia aku ikut menyatu
Dengan kembangan senyum, kuhampiri dia
Dia…
Dia yang kuharapkan
Kebahagiaan memenuhi pusaran duniaku
Lagi, kulangkahkan kaki dengan pasti meski dada mulai berdentum tak tau malu
Selangkah lagi kan kugapai dirinya
Dada ini semakin menggila
Oh, aku tidak ingin berkhayal lagi, ini akan jadi nyata
Langkah kaki ini terhenti saat Indra penglihatan meruntuhkan harapan
Senyum ini melenyap, meninggalkan jejak diwajahku
Berganti senyum diwajahnya nan kian berseri
Tangan itu tertaut mesra dengan suara tawa yang familiar
Terpaku kutatap dirinya
Berhamburan sudah rasa percaya diriku
Entah darimana datangnya kabut yang membuatku melihatnya yang seakan memburam
Hujan pun mulai merintik membelai pipiku
Ah, aku tersenyum miris.
Itu bukan hujan.
Kubawa kaki ini pulang
Kukumpulkan pecahan rasa percaya diri ini semampuku
Kutinggalkan dirinya dengan harapanku
‘Harusnya tak begini’ bisik hati ini tak sadar diri
By: Yurisa Mailani

Komunitas Menulis Indonesia

Dunia Menulis

Penerbit Esamdia