Ratapan Anak Negeri

Ratapan Anak Negeri

Karya : Tegar Maisa Julian

 

Sebongkah realita yang terlihat bersih,

namun menyisakan nestapa yang begitu pedih.

Sepercik kebenaran yang terlantar,

membuat hangus relung hati hingga terbakar.

 

Wahai negeriku tercinta,

haruskah aku menelan tipu daya yang tak bermakna ?.

Sepertinya hukum dan keadilan sedang bersembunyi,

dibalik penguasa yang memperkosa ibu pertiwi.

 

Negeriku kaya,

namun kelaparan dan kemiskinan melanda.

Alih-alih untuk mensejahterakan,

namun tikus-tikus selokan masih berkeliaran.

 

Pendidikan mahal,

membuat sebagian anak bangsa hilang akal.

Rasanya tak adil, hanya mendidik yang kaya

lalu membiarkan yang miskin, bodoh dan sengsara.

 

Sebenarnya, negeriku tak kekurangan orang cerdas,

namun kecerdasan yang tak disertai dengan asas.

Sehingga mereka hanya menjadi parasit-parasit,

menimbulkan situasi makin rumit.

 

Yang berani akan dibungkam,

yang kritis akan dihilangkan,

yang melawan akan dimusnahkan.

Sungguh keadaan yang sangat suram.

 

Bersuara di bui,

berpendapat dibatasi,

mengkritik, apalagi.

Inikah demokrasi ?

 

Tahukah kau jika amarah bergejolak

mengetahui kebenaran yang terkuak,

maka saat itu ketabahan mulai layu

meratapi kenyataan yang pilu.

 

Merunduk seraya merenung,

dengan asa yang masih menggantung.

Mencoba tabah di iringi sabar,

entah sampai kapan penguasa ini kan sadar.